TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah ditutup jeblok pada sore hari ini, Kamis, 5 Agustus 2021. Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan sentimen negatif data eksternal dan tak terimbas sentimen positif dari pengumuman pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,21 persen atau 30 poin menjadi Rp 14.342 per dolar AS. Hal ini diiikuti dengan melemahnya indeks dolar AS sebesar 0,02 persen ke level 92,2480 pada pukul 15.33 WIB, setelah sebelumnya sempat menguat.
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, jebloknya rupiah pada hari ini lebih disebabkan oleh data eksternal yang kuat menahan laju penguatan mata uang Garuda pada hari ini. “Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda," tuturnya seperti dikutip dari rilis di hari yang sama.
Apalagi, menurut dia, data eksternal yang begitu kuat menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya.
Lebih jauh Ibrahim memaparkan bahwa penyebab utama pelemahan rupiah adalah komentar Wakil Ketua The Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. The Fed mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga AS dapat terpenuhi pada akhir 2022.